Jakarta - Tanya:
Bagaimana cara menyiasati i'tikaf bagi para pekerja (profesional muda)? Mohon penjelasannya
(Yuswadi) Jawab:
Nabi SAW Memang tidak pernah meninggalkan i'tikaf selama bulan Ramadan sejak beliau hijrah ke Madinah. Beliau melakukan i'tikaf selama sepuluh hari terakhir bulan Ramadan. Inilah yang dianjurkan dan yang terbaik. Tetapi, menurut pandangan para ulama bermazhab Malik, batas minimal waktunya adalah sehari semalam dengan syarat berpuasa.
Sementara itu, para ulama bermazhab Syafi'i membolehkan i'tikaf, walau beberapa saat, asal jangan sekadar seperti saat melakukan thuma’nînah dalam ruku'. Demikian juga kurang-lebih pandangan para ulama bermazhab Hanbali.
Namun Aktivitas apa pun yang Anda lakukan selama demi karena Allah, maka ia merupakan ibadah. Bantulah orang yang butuh, bacalah yang bermanfaat, dan bekerjalah dengan tekun. Ciptakan kedamaian dengan Allah, dengan berzikir, dengan diri sendiri melalui istigfar, dengan sesama lewat sikap yang baik. Laylatu'l-Qadr penuh kedamaian dan insya Allah mampir kepada yang hidup damai. Demikian, wallahu a'lam.
(M Quraish Shihab)
(Qur'an and Answer ini merupakan kerja sama detikcom dengan www.alifmagz.com)
Sumber : Detik Ramadhan
Kamis, 04 Agustus 2011
Menyiasati I'tikaf Bagi Profesional Muda
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar