.

.

.

.
Bismillahirrahmanirrahim...

Jumat, 12 Agustus 2011

Taubat Sang Iblis

Jakarta - Konon, suatu ketika Iblis berkunjung ke pemuka-pemuka agama yang melaknat dan mengutuknya, supaya mereka memberi saran agar taubatnya dapat diterima Allah. Semua pemuka agama tidak mengetahui bagaimana menghadapi permintaannya itu dan apa yang harus mereka lakukan.
Karena "jika taubat Iblis diterima, apa jadinya dan bagaimana kesudahan kepercayaan tentang dosa warisan dan jalan keselamatan yang merupakan dampak dari dosa iblis," begitu pikir pendeta Kristen. Rabi yahudi pun tidak berdaya, karena benaknya berkata, "Bila taubat iblis diterima, di mana lagi tempat orang-orang yahudi, yang merupakan bangsa pilihan Tuhan, di antara bangsa-bangsa lain yang disesatkan Iblis?"

Imam besar Islam pun tidak berdaya, karena dia khawatir: "kalau taubat iblis diterima bagaimana jadinya perintah bertaawudz/ memohon perlindungan Allah dari setan yang terkutuk?"

Mendengar semua itu, iblis berteriak "Eksistensi saya diperlukan untuk wujudnya kebaikan. Jiwa saya yang penuh kedelapan harus terus demikian agar dapat merefleksikan cahaya Ilahi." Ketika iyu – tulis Taufiq al-Hakim (sastrawan Mesir kontemporer) melanjutkan ilustrasinya di atas – Iblis menangis, maka berjatuhanlah meteor-meteor menimpa kepala hamba-hamba Tuhan.

Malaikat melarangnya menangis. Iblis dengan putus asa turun ke bumi dan ketika itu keluarlah dari dadanya embusan nafas yang selama ini tertahan, diikuti gemanya secara serentak oleh bintang-bintang dan benda-benda langit memperdengarkan ucapan, "Sayalah sang syahid. Sayalah sang syahid."

(Sumber buku: Yang Ringan Yang Jenaka – M Quraish Shihab)

(Hikayat ini merupakan kerja sama detikcom dengan www.alifmagz.com)

Sumber : Detik Ramadhan

Tidak ada komentar:

SMK 1 SEMARANG

NU Online

BINA SARANA INFORMATIKA

Arrahmah.co.id

STMIK NUSA MANDIRI

Pusat Kajian Hadis

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP