.

.

.

.
Bismillahirrahmanirrahim...

Senin, 15 Agustus 2011

Lebaran di Antara Umat Agama Lain

Jakarta - Tanya:
Keluarga nenek kami terdiri dari berbagai agama. Waktu saya kecil, hal ini tidak menjadi masalah. Setelah saya dewasa dan menikah, saya merasakan perbedaan yang mendasar. Pada saat Lebaran, tamu-tamu yang hadir mayoritas dari agama lain, jadi saya merasa hikmah puasa dan hari raya berkurang dan hambar. Sangat berbeda jika saya berada di lingkungan keluarga suami yang Muslim semua. Apakah perasaan saya ini tidak baik? Haruskah saya hilangkan? Apakah saya sudah membeda-bedakan umat Tuhan?

(Asri)
Jawab:
Saya kira apa yang Ibu rasakan itu sesuatu yang wajar-wajar saja. Kegembiraan Ibu merayakan Idul Fitri setelah berpuasa sebulan penuh, lalu dijanjikan oleh Allah akan mendapat pahala begitu besar. Kenikmatan beribadah selama satu bulan yang Ibu rasakan itu semua tentu berbeda dengan kegembiraan mereka yang tidak berpuasa. Boleh jadi, mereka juga ketika merayakan hari raya mereka di tengah-tengah sanak famili yang Muslim akan merasakan hal yang sama dengan yang Ibu rasakan. Hemat saya, Ibu tidak berarti membeda-bedakan umat Tuhan. Wallahu a’lam.


(Muhammad Arifin, Dewan Pakar Pusat Studi Al Qur’an)


(Qur'an and Answer merupakan kerja sama detikcom dengan www.alifmagz.com)


Sumber : Detik Ramadhan

Tidak ada komentar:

SMK 1 SEMARANG

NU Online

BINA SARANA INFORMATIKA

Arrahmah.co.id

STMIK NUSA MANDIRI

Pusat Kajian Hadis

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP